Saya mau menceritakan kesaksian pengalaman menarik saya selama ESBC (Elite Soldier Boot Camp) yang diadakan di Gerejaku GBI Keluarga Allah.Awal dimulai pendaftaran ESBC sebetulnya saya tidak tertarik sama sekali dengan ESBC. Saya termasuk keras, setiap keputusan saya tidak bisa diganggu gugat. Ketika saya bilang A, maka itu harus tetap A. sampai keputusan itu berubah itu atas keinginan dari diri sendiri. Sampai akhirnya saya mendaftarkan diri saya di ESBC sebetulnya dengan sebuah paksaan, Dengan banyak pertimbangan dan alasan yang saya buat untuk saya tidak ikut ESBC. Mulai dari biaya, keluarga, dan kondisi tubuh saya. 3 hari sebelum saya ESBC juga ada aja masalah yang terjadi, hingga masalah kesehatan saya. Saya udah berpikir bakal tidak bisa ikut. Dan cuman bilang kalau saya tidak ikut ESBC angkatan ini, berikutnya saya tidak akan pernah mau mendaftarkan ikut. Saya seperti orang yang ingin kabur..
Hari
H saat keberangkatan kondisi tubuh saya belum pulih total sebetulnya, dan yang
saya takuti adalah saya memiliki alergi debu dan dingin. Saya memiliki kebiasaan
setiap pagi bersin-bersin dan terkena flu pagi. Dan kalau tempat tersebut
terlalu dingin saya bisa bentol-bentol atau bagian bibir atau telinga saya
membengkak. Dengan modal kesungguhan hati yang hanya sekedarnya saja, jika dirangking
dari 1-5 saya cuman kasih nilai 2 untuk kesungguhan hati saya. Setibanya di
lokasi, saya tidak banyak berkomentar dan bersikap biasa saja, kalau dibilang tidak
memiliki semangat. Lagi-lagi saya teringat Tuhan sudah memberikan saya berkat
untuk membantu biaya ESBC ini melalui orang lain. Tapi, saya malah tidak
mensyukuri berkat itu, saya bersikap biasa-biasa untuk ESBC ini, saya tidak
bersungguh-sungguh hati. Dalam hati hanya bilang, “via kamu terlalu egois”.
Kamu diberkati tapi kamu tidak mau memberkati orang lain. Jangan mau didengar
saja belajar untuk mendengar.
Hingga
akhirnya dibentuklah tim, kalau mau dibilang tim saya yaitu tim GOLD tim yang
adem ayem. Misi 1 gagal, misi 2 gagal. Hingga akhirnya kami bisa mendapatkan
juara 1 di misi selanjutnya, dan ini membuat saya secara pribadi takjub dan
cuman berkata “WOW”, hanya diingatkan Tuhan bahwa Tuhan tidak ingin anak-anak
yang dikasihi-Nya selalu mengalami kegaagalan, karena dia mau kamu untuk
menjadi seorang PEMENANG bahkan LEBIH DARI PEMENANG. Dan sekali lagi Tuhan berkata
lagi secara pribadi kalian kurang bersungguh-sungguh itu yang membuat gagal. Dari
sinilah saya mulai terbangkitkan dan mengalami kesungguhan hati dan membuat
saya mencintai ESBC ini.
Malam
hari, saya sudah kuatir jika alergi saya kambuh ditambah tidur di sebuah tenda yang
dingin dan super dingin. Tapi selama saya mengikuti kegiatan ini, Tuhan
benar-benar jaga kesehatan saya, bangun pagi saya tidak bersin-bersin, saya
tidak megalami masalah alergi. Dan yang pasti Tuhan jaga selalu suara saya
sampai dititik penghabisan di ESBC. Hari kedua saya sudah kehabisan suara saya,
dan tim saya sudah mau memback-up saya untuk melakukan beberapa tugas kewajiban saya. Tapi, saya tetap
mau untuk menjalankan tanggung jawab saya. Malam itu, saya
hanya meminta air hangat ke salah satu panitia tim kami untuk minum obat Lo-han Kuo (sekaligus
iklan) dan malam itu juga tim GOLD mendoakan saya, saat saya didoakan tubuh
saya merasakan kehangatan. Pagi harinya, saya mau test suara saya dan dahyat
Tuhan suara saya ada lagi walau dalam keadaan tetap serak.
Saya
juga sangat diberkati saat sesi berikutnya. Di sisi ini, saya sebetulnya udah tidak kuat, ingin menyerah tapi wajah Tuhan yang
sedang menangis dan berkata “Kamu, Anak yang AKU kasihi”. Kamu pasti bisa,
jangan menyerah. Hanya berteriak minta kekuatan dari-KU. Inilah moment yang
berharga yang aku rasakan. Selanjutnya, yang membuat saya semakin diberkati
adalah ketika malam pengurapan. Saat saya didoakan oleh salah satu kakak Pembina, dia tidak
banyak berkata kepada saya, dia hanya berkata pengurapan turun
atas kamu. Ketika itu, tubuh saya terasa ringan dan yang membuat bingung saya
terjatuh bukan ke belakang melainkan kedepan dalam keadaan telentang. Malam
pengurapan itu, saya tidak bisa menangis, saya tidak bisa berteriak. Tapi
seluruh tubuh saya seperti merasakan kedinginan, tangan saya seperti beku,
gemetar yang tidak terhenti yang saya lihat saat itu adalah saya melihat sebuah
jalan dengan aliran air yang sangat deras. Dan berulang kali ayat Yesaya 30:11
tergiang. Ketika saya buka ayat tersebut yang saya dapatkan adalah saya bingung
dengan maksud ayat tersebut. Ayat itu berkata”menyisihlah dari jalan dan
ambilah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.”
Berulang kali saya mencoba mengartikan ayat ini dan saya masih tidak pahami,
hingga ditenda bercerita dengan teman satu tenda dan bertanya padanya dan Bu Ani
langsung membuka pikiran saya ketika dia bilang apa judulnya, coba baca dari
awal. Dan judul dari Firman dari Yesaya 30 adalah Bukan Mesir tetapi Tuhan yang
memberi pertolongan. Tuhan ingatkan aku lagi, Dia hanya berkata Aku dulu pernah
memberikan kamu sebuah Rhema dari Keluaran 14:14 “Tuhan akan berperang untuk
kamu, dan kamu akan diam saja”. Kenapa semua tentang peperangan yang diberikan
Tuhan. Apa yang Tuhan mau kerjakan atas hidupku? Banyak sekali pertanyaan.
Sampai teringat lagi akan perkataan salah seorang panitia berkata kepadaku malam
setelah pengurapan. Via kamu seseorang sudah memiliki visi dan bisa memberikan
ide. Tuhan sudah kasih saya Visi, tapi Dia mau bukan saya sendiri yang
berperang untuk Visi ini melainkan Yesus yang berperang untuk Visi ini. Kamu
orang yang kuat yang bisa menguatkan yang lemah.
Ditambah
lagi yang mengena adalah ketika kita semua Tentara Allah ditantang untuk
menjadi seorang Ketua kelompok sel dan bagi yang sudah jadi KKS harus
bermultiplikasi membuat saya sedikit ragu. Saya memang sudah menjadi KKS, awal
saya jadi KKS adalah saya diberikan oleh-Nya 3 anak sel. Tapi, komsel saya
tidak berjalan mulus. Anak Sel saya 1 tidak pernah beribadah di Gereja lagi, 1
anak sel saya lagi dia bekerja cukup jauh dari daerah Jakarta yang membuat dia
terhambat untuk datang ke Jakarta. Tersisa 1 anak Sel saya yang masih beribadah
di GKA dan pelayanan, tapi memiliki masalah waktu untuk komsel dikarenakan
kerjanya shift. Saya sadar ini bukan kesalahan apapun tapi ini adalah mengenai
saya. Saya kurang bersungguh-sungguh didalam melayani mereka, saya kurang
maksimal memberikan yang terbaik untuk komsel saya. Saya terlalu mengandalkan
kekuatan saya sendiri. Saya terlalu menganggap segala sesuatu dengan santai dan
gampang, yang saya selalu bilang saya bisa tapi saya bisa disini bukan
mengandalkan Tuhan melainkan kekuatan saya sendiri. Inilah yang ternyata Tuhan
maksudkan bahwa bukan kekuatan saya sendiri, melainkan Tuhan yang berperang
atasku. Tuhan mau saya merendahkan hati saya, dan lebih bersungguh-sungguh
tidak mengandalkan kekuatan saya sendiri. Demikian untuk saya menjangkau jiwa,
banyak orang disekelilingmu yang masih belum mengenal Tuhan. Apa kamu sudah
berusaha untuk membawa mereka untuk mengenal Tuhan? Pertanyaan ini yang membuat
saya tertampar dan tertegur. ESBC ini membentuk saya lebih luar biasa, dan di
ESBC ini juga saya semakin dikuatkan untuk Visi saya dan meyakinkan saya bahwa
Tuhan akan membuat kamu menjadi KEPALA, aku memiliki banyak anak-anak sel dari
berbagai suku dan usia dan kelompok sel ini semakin berkembang dan
bermultiplikasi bukan hanya di Jakarta tapi mencapai seluruh dunia.
Hari
terakhir ESBC, ternyata saya menstruasi yang membuat saya sebetulnya sudah
panik dan ragu untuk bisa mengikuti misi selanjutnya. Karena setiap saya
mengalami menstruasi sejujurnya ada aja masalah didalam tubuh saya. Di zona nyaman
saja, yang ada tempat tidur, bisa minum ini dan itu, makan ini dan itu saya
bisa mengalami kesakitan yang lumayan menganggu saya ketika saya menstruasi.
Ternyata, Tuhan sangat luar biasa Dia jagainku melebihi apa yang tidak pernah
aku pikirkan sebelumnya. Selama misi berlangsung tidak sedikitpun merasakan
sakit seperti biasa aku alami saat menstruasi. Justru dititik yang biasanya
saya berada di zona nyaman orang yang lemah saat menstruasi, tapi disini saya
menjadi orang yang kuat. Dan yang pasti sampai dititik terakhir misi Tuhan
masih kasih kelompok kami kekuatan walau kami dalam keadaan puasa. Tuhan juga
bisa buat kami bisa mengingat setiap ayat tanpa kami harus mengulang. Wow,
Amazing banget Tuhan Yesus itu. Dia bisa melakukan sesuatu hal diluar apa yang
tidak pernah kita pikirkan sekalipun. Di ESBC ini juga saya banyak belajar
dengan tentara-tentara ALLAH lainnya, merasa diberkati oleh mereka melihat
semangat mereka, antusias mereka, sukacita mereka, dan masih banyak lainnya
yang jika diceritakan akan panjang banget. Dan yang pasti saya juga diberkati
oleh para panitia, yang tadinya saya sempat kesel dengan panitia tapi ternyata
saya sangat diberkati oleh mereka.
Tuhan Yesus Memberkati
Kesaksian- Novia
Purba
Mantapppp piaaa
BalasHapusTerimakasih Ko. Semua karena anugerah-Nya
BalasHapus