Senin, 04 April 2016

Dalam Kelemahan Kuasa Tuhan menjadi Nyata

Ini kesaksian saya dulu pada saat saya mengikuti salah satu kegiatan yang ada di Gereja saya. Berikut kesaksian dari saya :

Saya  mau menceritakan kesaksian pengalaman menarik saya selama ESBC (Elite Soldier Boot Camp) yang diadakan di Gerejaku GBI Keluarga Allah.Awal dimulai pendaftaran ESBC sebetulnya saya tidak tertarik sama sekali dengan ESBC. Saya termasuk keras, setiap keputusan saya tidak bisa diganggu gugat. Ketika saya bilang A, maka itu harus tetap A. sampai keputusan itu berubah itu atas keinginan dari diri sendiri. Sampai akhirnya saya mendaftarkan diri saya di ESBC sebetulnya dengan sebuah paksaan, Dengan banyak pertimbangan dan alasan yang saya buat untuk saya tidak ikut ESBC. Mulai dari biaya, keluarga, dan kondisi tubuh saya. 3 hari sebelum saya ESBC juga ada aja masalah yang terjadi, hingga masalah kesehatan saya. Saya udah berpikir bakal tidak bisa ikut. Dan cuman bilang kalau saya tidak ikut ESBC angkatan ini, berikutnya saya tidak akan pernah mau mendaftarkan ikut. Saya seperti orang yang ingin kabur..
Hari H saat keberangkatan kondisi tubuh saya belum pulih total sebetulnya, dan yang saya takuti adalah saya memiliki alergi debu dan dingin. Saya memiliki kebiasaan setiap pagi bersin-bersin dan terkena flu pagi. Dan kalau tempat tersebut terlalu dingin saya bisa bentol-bentol atau bagian bibir atau telinga saya membengkak. Dengan modal kesungguhan hati yang hanya sekedarnya saja, jika dirangking dari 1-5 saya cuman kasih nilai 2 untuk kesungguhan hati saya. Setibanya di lokasi, saya tidak banyak berkomentar dan bersikap biasa saja, kalau dibilang tidak memiliki semangat. Lagi-lagi saya teringat Tuhan sudah memberikan saya berkat untuk membantu biaya ESBC ini melalui orang lain. Tapi, saya malah tidak mensyukuri berkat itu, saya bersikap biasa-biasa untuk ESBC ini, saya tidak bersungguh-sungguh hati. Dalam hati hanya bilang, “via kamu terlalu egois”. Kamu diberkati tapi kamu tidak mau memberkati orang lain. Jangan mau didengar saja belajar untuk mendengar.
Hingga akhirnya dibentuklah tim, kalau mau dibilang tim saya yaitu tim GOLD tim yang adem ayem. Misi 1 gagal, misi 2 gagal. Hingga akhirnya kami bisa mendapatkan juara 1 di misi selanjutnya, dan ini membuat saya secara pribadi takjub dan cuman berkata “WOW”, hanya diingatkan Tuhan bahwa Tuhan tidak ingin anak-anak yang dikasihi-Nya selalu mengalami kegaagalan, karena dia mau kamu untuk menjadi seorang PEMENANG bahkan LEBIH DARI PEMENANG. Dan sekali lagi Tuhan berkata lagi secara pribadi kalian kurang bersungguh-sungguh itu yang membuat gagal. Dari sinilah saya mulai terbangkitkan dan mengalami kesungguhan hati dan membuat saya mencintai ESBC ini.
Malam hari, saya sudah kuatir jika alergi saya kambuh ditambah tidur di sebuah tenda yang dingin dan super dingin. Tapi selama saya mengikuti kegiatan ini, Tuhan benar-benar jaga kesehatan saya, bangun pagi saya tidak bersin-bersin, saya tidak megalami masalah alergi. Dan yang pasti Tuhan jaga selalu suara saya sampai dititik penghabisan di ESBC. Hari kedua saya sudah kehabisan suara saya, dan tim saya sudah mau memback-up saya untuk melakukan beberapa tugas kewajiban saya. Tapi, saya tetap mau untuk menjalankan tanggung jawab saya. Malam itu, saya hanya meminta air hangat ke salah satu panitia tim kami untuk minum obat Lo-han Kuo (sekaligus iklan) dan malam itu juga tim GOLD mendoakan saya, saat saya didoakan tubuh saya merasakan kehangatan. Pagi harinya, saya mau test suara saya dan dahyat Tuhan suara saya ada lagi walau dalam keadaan tetap serak.
Saya juga sangat diberkati saat sesi berikutnya. Di sisi ini, saya sebetulnya udah tidak kuat, ingin menyerah tapi wajah Tuhan yang sedang menangis dan berkata “Kamu, Anak yang AKU kasihi”. Kamu pasti bisa, jangan menyerah. Hanya berteriak minta kekuatan dari-KU. Inilah moment yang berharga yang aku rasakan. Selanjutnya, yang membuat saya semakin diberkati adalah ketika malam pengurapan. Saat saya didoakan oleh salah satu kakak Pembina, dia tidak banyak berkata kepada saya, dia hanya berkata  pengurapan turun atas kamu. Ketika itu, tubuh saya terasa ringan dan yang membuat bingung saya terjatuh bukan ke belakang melainkan kedepan dalam keadaan telentang. Malam pengurapan itu, saya tidak bisa menangis, saya tidak bisa berteriak. Tapi seluruh tubuh saya seperti merasakan kedinginan, tangan saya seperti beku, gemetar yang tidak terhenti yang saya lihat saat itu adalah saya melihat sebuah jalan dengan aliran air yang sangat deras. Dan berulang kali ayat Yesaya 30:11 tergiang. Ketika saya buka ayat tersebut yang saya dapatkan adalah saya bingung dengan maksud ayat tersebut. Ayat itu berkata”menyisihlah dari jalan dan ambilah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.” Berulang kali saya mencoba mengartikan ayat ini dan saya masih tidak pahami, hingga ditenda bercerita dengan teman satu tenda dan bertanya padanya dan Bu Ani langsung membuka pikiran saya ketika dia bilang apa judulnya, coba baca dari awal. Dan judul dari Firman dari Yesaya 30 adalah Bukan Mesir tetapi Tuhan yang memberi pertolongan. Tuhan ingatkan aku lagi, Dia hanya berkata Aku dulu pernah memberikan kamu sebuah Rhema dari Keluaran 14:14 “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja”. Kenapa semua tentang peperangan yang diberikan Tuhan. Apa yang Tuhan mau kerjakan atas hidupku? Banyak sekali pertanyaan. Sampai teringat lagi akan perkataan salah seorang panitia berkata kepadaku malam setelah pengurapan. Via kamu seseorang sudah memiliki visi dan bisa memberikan ide. Tuhan sudah kasih saya Visi, tapi Dia mau bukan saya sendiri yang berperang untuk Visi ini melainkan Yesus yang berperang untuk Visi ini. Kamu orang yang kuat yang bisa menguatkan yang lemah.
Ditambah lagi yang mengena adalah ketika kita semua Tentara Allah ditantang untuk menjadi seorang Ketua kelompok sel dan bagi yang sudah jadi KKS harus bermultiplikasi membuat saya sedikit ragu. Saya memang sudah menjadi KKS, awal saya jadi KKS adalah saya diberikan oleh-Nya 3 anak sel. Tapi, komsel saya tidak berjalan mulus. Anak Sel saya 1 tidak pernah beribadah di Gereja lagi, 1 anak sel saya lagi dia bekerja cukup jauh dari daerah Jakarta yang membuat dia terhambat untuk datang ke Jakarta. Tersisa 1 anak Sel saya yang masih beribadah di GKA dan pelayanan, tapi memiliki masalah waktu untuk komsel dikarenakan kerjanya shift. Saya sadar ini bukan kesalahan apapun tapi ini adalah mengenai saya. Saya kurang bersungguh-sungguh didalam melayani mereka, saya kurang maksimal memberikan yang terbaik untuk komsel saya. Saya terlalu mengandalkan kekuatan saya sendiri. Saya terlalu menganggap segala sesuatu dengan santai dan gampang, yang saya selalu bilang saya bisa tapi saya bisa disini bukan mengandalkan Tuhan melainkan kekuatan saya sendiri. Inilah yang ternyata Tuhan maksudkan bahwa bukan kekuatan saya sendiri, melainkan Tuhan yang berperang atasku. Tuhan mau saya merendahkan hati saya, dan lebih bersungguh-sungguh tidak mengandalkan kekuatan saya sendiri. Demikian untuk saya menjangkau jiwa, banyak orang disekelilingmu yang masih belum mengenal Tuhan. Apa kamu sudah berusaha untuk membawa mereka untuk mengenal Tuhan? Pertanyaan ini yang membuat saya tertampar dan tertegur. ESBC ini membentuk saya lebih luar biasa, dan di ESBC ini juga saya semakin dikuatkan untuk Visi saya dan meyakinkan saya bahwa Tuhan akan membuat kamu menjadi KEPALA, aku memiliki banyak anak-anak sel dari berbagai suku dan usia dan kelompok sel ini semakin berkembang dan bermultiplikasi bukan hanya di Jakarta tapi mencapai seluruh dunia.
Hari terakhir ESBC, ternyata saya menstruasi yang membuat saya sebetulnya sudah panik dan ragu untuk bisa mengikuti misi selanjutnya. Karena setiap saya mengalami menstruasi sejujurnya ada aja masalah didalam tubuh saya. Di zona nyaman saja, yang ada tempat tidur, bisa minum ini dan itu, makan ini dan itu saya bisa mengalami kesakitan yang lumayan menganggu saya ketika saya menstruasi. Ternyata, Tuhan sangat luar biasa Dia jagainku melebihi apa yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Selama misi berlangsung tidak sedikitpun merasakan sakit seperti biasa aku alami saat menstruasi. Justru dititik yang biasanya saya berada di zona nyaman orang yang lemah saat menstruasi, tapi disini saya menjadi orang yang kuat. Dan yang pasti sampai dititik terakhir misi Tuhan masih kasih kelompok kami kekuatan walau kami dalam keadaan puasa. Tuhan juga bisa buat kami bisa mengingat setiap ayat tanpa kami harus mengulang. Wow, Amazing banget Tuhan Yesus itu. Dia bisa melakukan sesuatu hal diluar apa yang tidak pernah kita pikirkan sekalipun. Di ESBC ini juga saya banyak belajar dengan tentara-tentara ALLAH lainnya, merasa diberkati oleh mereka melihat semangat mereka, antusias mereka, sukacita mereka, dan masih banyak lainnya yang jika diceritakan akan panjang banget. Dan yang pasti saya juga diberkati oleh para panitia, yang tadinya saya sempat kesel dengan panitia tapi ternyata saya sangat diberkati oleh mereka.
Tuhan Yesus Memberkati

Kesaksian- Novia Purba

2 komentar: